Strategi Pengembangan Usaha Batik Ciprat Tunagrahita Desa Karangpatihan Balong Ponorogo Melalui Pendekatan Business Model Canvas (BMC)
Keywords:
Analisis SWOT, batik, Business Model CanvasAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi usaha Batik Ciprat yang bermula dari tujuan pemberdayaan bagi
masyarakat Tunagrahita dan sedang mengembangkan untuk tujuan komersial. Respon pasar yang sangat
tinggi terhadap permintaan batik tradisional khususnya batik Ciprat menjadikan peluang besar untuk
mengembangkan usaha ini, namun dengan adanya virus Corona yang berdampak besar pada usaha ini
menjadikan pendapat usaha menajdi surut dan permintaan menurun drastis, maka diperlukan langkah dalam
membangun kembali usaha Batik Ciprat ini agar lebih dikenal oleh masyarakat luas baik lokasl, nasional
hingga internasional. Tujuan penelitian ini dalam rangka membantu menyusun strategi pengembangan
usaha batik ciprat dengan mengetahui setiap komponen kekuatan, kelemahan dan peluang dan tantangan
kedepan untuk dapat merumuskan strategi pengembangannya. Pengambilan data menggunakan kegiatan
Focus group Discussion dengan menggunakan data primer dari para stake holder usaha Batik Ciprat, dan
dianalisis menggunakan analisa SWOT selanjutnya menggunakan analisis Business Model Canvas (BMC).
Hasil penelitian menunjukkan perlu pengembangan dalam setiap komponen BMC seperti peningkatan
jaringan mitra bisnis (Key Partner), Inovasi produk kreatif dari batik (Key Aktivities). Produksi batik dengan
kualitas dan harga yang berbeda pada setiap segmen (Value Proposition). Pembuatan member, diskon
khusus dan promo untuk konsumen batik (Customer Relationship). Peningkatan ketrampilan SDM melalui
pelatihan dan menambahan alat-alat produksi (Key Resources). Peningkatan kegiatan promosi melalui
media cetak dan elektronik untuk sarana penyebaran informasi dan pembentukan kantor resmi sebagai
media operasional dan promosi (Channel), perluasan Jalinan kemitraan dalam pembiayaan dengan pihak
pemerintah dan non pemerintah untuk mendapatkan bantuan dana pengemabngan (Cost Structure),
melakukan penjualan produk inovasi batik (tas, dompet, baju, pernak-pernik, dan lain sebagainya) agar
memperoleh pendapatan tambahan dari usaha intinya (Revenue Streams).